Gunung Agung mengeluarkan asap bercampur abu vulkanis terlihat dari desa Tulamben, Karangasem, Bali, Selasa (3/7). Walau terus mengalami letusan hampir sepekan terakhir, Gunung Agung masih berada pada status level III (siaga). (AFP/SONNY TUMBELAKA)
Perasaan gundah tampak terlihat dari raut wajah warga Dusun Kesimpar, Desa Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali. Kediaman mereka berada dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Agung.
Imbauan Menteri ESDM Ignasius Jonan agar para pengungsi Gunung Agung kembali agaknya belum bisa direalisasikan oleh ratusan warga Dusun Kesimpar. Sebab, mereka lebih memilih tetap bertahan di pengungsian UPTD Pertanian, Kecamatan Rendang, dengan membangun hunian sementara di halaman setempat.
Menurut Wayan Mukun, warga Dusun Kesimpar, Desa Besakih, Karangasem, Bali, kalaupun pemerintah mengimbau kepada warga yang di luar radius 4 kilometer agar kembali ke rumah masing-masing, mereka sekeluarga yang berada pada radius 4 kilometer lebih memilih tetap mengungsi."Karena saya khawatir tidak bisa menyelamatkan diri jika erupsi susulan," ucap dia, dikutip dari Antara, Minggu (8/7/2018).
Keinginan warga tetap bertahan di pengungsian bukanlah tanpa alasan. Mereka melihat kondisi jalan permukiman di dusunnya yang mengalami rusak parah dan merupakan jalur satu-satunya kendaraan bermotor untuk bisa menuju lokasi evakuasi yang lebih aman. Jika terjadi sesuatu akan sulit menyelamatkan diri.
Total pengungsi akibat erupsi Gunung Agung asal Dusun Kesimpar berjumlah 205 orang yang memilih tetap bertahan. Bahkan, mereka membuat hunian sementara (huntara) dari bambu yang dilakukan secara swadaya dan dengan dana pribadi pula.
"Warga belum berencana pulang sebelum kondisi gunung betul-betul normal dan aman untuk warga bisa kembali ke rumah. Saya mengetahui imbauan dari Bapak Menteri ini. Akan tetapi, warga tetap menunggu kondisi gunung normal," ujarnya.


 
 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar